Dari Kiri: Sunu Budiman, H Cholid Makarim, H Achmad Chasan SE. |
Ketua KPTR Arta Rosan Tijari, H Cholid Makarim, dalam sambutannya mengatakan, terselenggaranya RAT ke-13 ini, berarti perjalanan KPTR sudah menginjak usia ke-14. Bagi sebuah lembaga keuangan, usia 14 tahun merupakan usia yang terbilang cukup matang karena sudah melewati banyak pengalaman, "Sejak berdiri hingga saat ini, banyak prestasi yang telah ditorehkan KPTR Arta Rosan Tijari, diantaranya pendapatan KPTR pernah menjadi koperasi yang membagikan Sisa Hasil Usaha (SHU) tertinggi se-Indonesia, dan KPTR Arta Rosan Tijari pernah dinobatkan menjadi koperasi yang relatif terpercaya," ujar H Cholid Makarim.
Pasca periode 'emas' itu, lanjut H Cholid Makarim, KPTR mengalami sedikit guncangan dengan munculnya lembaga-lembaga lain, "Guncangan itu, bukan lantas menjadi pukulan telak yang menyurutkan perjalanan KPTR, malah hal itu menjadi cambuk untuk meningkatkan ghiroh berkoperasi," lanjutnya.
Lebih dahsyat lagi, menurut H Cholid Makarim, saat muncul prahara yang disulut oleh pihak internal sendiri, dengan cara-cara yang tidak etis pada tahun 2010-2011. Bahkan, KPTR Arta Rosan Tijari dihembuskan bakal tinggal nama saja akibat ditinggalkan beberapa pengurus yang hengkang dari KPTR Arta Rosan Tijari. "Tapi prediksi tersebut meleset. KPTR Arta Rosan Tijari malah jauh lebih baik daripada sebelumnya. Buktinya, pupuk lebih cepat tersalur, adanya program baru yakni pre financing dan after financing, cara hitung bunga lebih menguntungkan petani, hubungan dengan mitra lebih harmonis yakni PG Tjoekir jauh lebih pengertian sehingga memudahkan dalam pelayan petani dan hubungan dengan KUB jauh lebih terbuka dan baik. Selain itu, adanya rolling pengurus dan karyawan untuk semua unit, agar semua memiliki kecakapan kinerja di segala bidang," terang H Cholid Makarim.
Untuk pembagian SHU (sisa hasil usaha), H Cholid Makarim mengatakan, KPTR Arta Rosan Tijari telah menambah kategori SHU menjadi 12 kriteria. "Pembagian SHU dilakukan secara progresif. Jadi ada yang mendapat Rp 0, tapi ada lebih dari 100 orang yang mendapatkan lebih dari Rp 500.000, hingga Rp 8 Juta," lanjutnya.
Sementara itu, Administratur (ADM) PG Tjoekir, Ir Glen Antonio T Sorongan dalam sambutannya, mengapresiasi kiprah dan peran KPTR Arta Rosan Tijari yang mampu menjawab kebutuhan para petani. "Kini, KPTR Arta Rosan Tijari telah banyak melakukan inovasi konstruktif demi menjawab kebutuhan petani tebu, khususnya yang menjadi anggotanya. Salah satunya yakni adanya bulletin Arti, karena bisa menjadi jembatan informasi dan pengetahuan kepada petani tebu," ujarnya.
Disamping itu, ADM PG Tjoekir, Ir Glen AT Sorongan menyampaikan, pada musim giling 2011 lalu, PG Tjoekir berhasil menggiling 5.400.000 kwintal tebu. Sedangkan ntuk musim giling 2012, lanjutnya, target giling PG Tjoekir ditingkatkan menjadi 6.200.000 kwintal tebu, dengan rendemen 8,50%. Besaran jumlah itu, diantaranya didapat dari tebu petani sebanyak 5.792.213 kwintal, dan tebu dari PG sebanyak 123.685 kwintal. "Sisanya diambil dari luar sekitar 284.102 kwintal," jelas pria kelahiran tahun 1960 ini.
Dalam meningkatkan produksi tebu itu, menurutnya, PG Tjoekir akan semakin meningkatkan pelayanan bersama-sama dengan KPTR, dan mengintensifkan pengawasan tanaman tebu, agar perolehan tanaman per hektar bisa meningkat. "Jika hal tersebut bisa berjalan secara sinergis dan sesuai harapan, target PG Tjoekir yang akan menaikkan kapasitas menjadi 4.800 TCD (ton cain day/ton tebu perhari) pada tahun 2013 bukan hal yang mustahil," papar Ir Glen. (alex/rief)
+ comments + 1 comments
Ada kontak personnya ketua KPTR PG TJOEKIR??
Post a Comment